Pages

Kamis, 24 April 2014

A Romantic Moment

Momen Romantis,
seperti apa kisah romantis kalian ? apakah seperti Romeo dan Juliet ? atau bagai Ciendelaras (lah?)

Moment romantis dalam hidupku sebenarnya hanya hal hal simple, tapi berkesan buatku
dan itu kebanyakan bersama Bintang(ku).

aku masih ingat jelas gamblang,
sore itu hujan, aku dan tim Mading Gerak sekolahku terjebak, kami semua berteduh dikantin.

tapi aku merasa sendirian, karena aku berbeda, aku bukan bagian dari teman teman bintang, aku kelas Pariwisata, sedang Bintang Multimedia

tapi dikantin ini semua tumplek blek jadi satu, dari semua jurusan, mataku mengerdarkan pandangan
ah mana mereka ? batinku mencari teman sekelasku

aku mengeluarkan kertasku, berisi materi Guiding yang akan aku bawakan tentang Monumen Kapal Selam
aku menyibukkan diri dalam kertasku, mencoret disana sini mengganti dengan kata yang mudah dipahami,
hingga suara teman Bintang menggangguku

"bin, pacarmu loh kenapa ? kesambet ta iku ? diem ae biasae suarae udah sampe kemana mana" Adit yang bicara ternyata, aku menatapnya malas,
ini hujan, aku enggan memukul ato mencakar muka seseorang,

bintang yang duduk disebelaku melingkarkan lengannya di pinggangku posesif, membuatku tak dapat berdiri atau menyerang tiba tiba

"sibuk dia banyak pikiran, katae uang belanja yang tak kasih kurang buat beli cincin" ujar bintang asal

"bin, bin, kamu iku bodoh apa gimana seh, kamu iku diem, pacarmu kok cuawak, cerewet tingkat dewa, cantik juga enggak" ujarvadit lagi

aku mendongak, menatap tajam ke Adit, anak ini batinku, aku menaruh bolpoint pink kesayanganku, menangkupkan tangan dan bertumpu disiku melihatnya tajam,
teman teman bintang yang lain diam, entah memilih bungkam atau tertawa dalam hati aku tak tau
(meja kantinku seperti pada umumnya panjang, kursinya juga, jadi dalam satu meja bisa muat 8-10 anak yang duduk berhadapan)

"gak bisa cari pacar ta bin, anak seperti dia kok dijadikan pacar" Adit berseloroh lagi

kali ini aku sudah muak semeja dengan manusia satu ini, dia pikir dia siapa ? menilaiku seperti dia lebih baik saja

aku memasukkan kertas dan bolpointku asal, bintang mengerti, ketika aku hendak berdiri tanganku ditahannya, lalu mengambil kaca saku kecil yang dimainkan fitri, dan berkata kepada adit yang duduk tepat didepannya sambil memegang kaca pas dimuka adit

"lihat kaca ini, manusia yang bayangannya ada dalam kaca ini jauh jauh lebih buruk dari pacarku, pacarku memang cerewet, cuawak tapi tak pernah sekalipun dia menghina manusia lainnya, tak pernah sekalipun dia merendahkan sesamanya, dan dia yang ada dikaca ini sumpah, menjijikkan, laki laki yang banyak bicara yang mungkin sepantasnya memakai rok dan gincu !" ujar bintang panjang,
bukan hanya aku yang terperangah, teman teman yang lain juga, bahkan suara bintang cukup lantang sehingga ada beberapa pasang mata yang melihat kearah kami,
adit ? Pucat Pasi !

tapi aku tetap jengah, akhirnya aku tetap berdiri melangkah keluar kantin menerobos hujan, tapi suara gaduh teman teman dari kantin membuatku tak nyaman aku menoleh kebelakang ternyata bintang mengejarku, melepas jaketnya dan dipakainya memayungi kami melewati lapangan basket dan terang saja suara dibelakang sana semakin riuh rendah "ciieeeeeeeeeee....... "
jangan bertanya mukaku jelas merah padam, malu.

----

banyak perlakuan bintang yang membuatku tersipu, entah tiba tiba datang ke kelasku cuma mengantarkan coklat, atau ice cream

pernah saat aku Guiding dia berjalan melewati kelasku, karna kelasku bercendela rendah dan kaca super duper lebar, jadi aku terlihat jelas dari luar,
dia berhenti, diam memangku tangannya di dada, mendengarkan aku berbicara, tapi aku jelas tak bisa fokus
tanpa sadar aku melambaikan tanganku ke arahnya
dan celakanya ivan, menoleh ke arah aku melambai

dan langsung histeris, "wah mbak tun guiding aja disemangati pacar"

mampus, batinku jelas guruku tanya "mana pacarnya okta ?"

haduh mati aku ! batinku menatap ivan pengen nyekik

bu wiwik, mendekat kecendela, "mas sini masuk aja, daripada disitu kepanasan"
waduh, aku lemes seketika

ya terang aja bintang masuk kelasku, berterimakasih ke bu wiwik dan langsung duduk dengan manis dikursiku, aku nyengir malu

dan harus guiding dari awal pula
untungnya bisa berjalan lancaaaar car car car ! ahahaha

setelah aku selesai dia berdiri, menyerahkan coklat yang entah sejak kapan dibawanya dan pamit keluar kelas
ya terang lah kelasku gaduh, Bintang, Bintang ! aku sayang kamu dan kamu tau itu :D

sampai detik ini, masih sama :)

ahaha i think enaugh thanks has read until the and ;)

Rabu, 23 April 2014

Menjawab Semua Pertanyaan Kalian :D

fine guys, di postingan ini gue bakal menjawab pertanyaan pertanyaan kalian dan menghancurkan spekulasi spekulasi yang sudah ada serta merobohkan segala asumsi asumsi yang tercipta !!! (gak kuat bahasanya wkwkwk)

ahaha, oke cukup.

the first about "Name" !!

pertanyaan ini atas nama ini muncul ketika (kapan dulu) gue menggunakan nama lengkap gue di BBM

nama gue itu Oktavia Ayu Huswatun Kasanah, yasudah dong gue tulis lengkap apa adanya gak pake embel embel -maniest- ato -cciieceiiwekchantiek- hiaiks gue jijik ngebayanginnya, amit amit dah !

lah bisa bisanya dengan tenang dan tanpa dosa, Mila (nama sebenarnya) temen SMK gue BBM, "nduk namamu iku gak kebalik ta ?"

hlaaaahh ? kebalik ? masa ? gue baca lagi dalem hati masih mikir masa sih kebalik ? berhubung gue bingung, gue memutuskan mengambil KTP gue dan mencocokkan nama yang di BBM sama di KTP. (gue bego ya, sumpah otak gue bego banget, nama sendiri bingung)
sama kok, gue masih bingung tapi gue mutusin buat bales BBM nya Mila, "bener kok mil, emang kebalik gimana, jangan buat gue bingung dong, otak gue lowbatt nih"

dibales sama mila "bukan kasanah dulu ya baru huswatun? " keukeh bener nih bocah batin gue, tapi gue bales "mil, gue udah cek KTP gue dan bener, jangan paksa gue berbuat lebih, pulang kerumah cuma buat liat AKTE ! mastiin nama BBM gue bener apa kagak"
"hahahahaha" itu doang balesan mila
ooo gubis! batin gue

masih diseputar nama aja ini

banyak yang tanya "Queens" itu siapa ?

gue mau jawab nih disini nih cuma disini ! itu Gue :D
iyah Queens itu gue, gak percaya ? yasudah terserah ahahaha
Queens itu cuma sebagai title doang, biasanya kan status gue di sosmed itu kebanyakan berupa kata kata

lah kalo gue ngebawain kata kata orang pasti gue kasih hastag nama pencipta kata katanya
misal,

cinta itu mungkin seperti sajak, yang maknanya bisa saja berubah # D.H Kresnoadi

lah gitu brarti tuh kata kata punya bang adi, kalo punya ardhito dharma ya #Dhimatraa (sesuai title bang dhito)
yah yang seperti itu deh,

nah sering ada status gue, ber hastag Queens, seperti

Kalau kau sadar kau tak MAMPU membuatku bahagia, CUKUP dengan tak membuatku kecewa #Queens

Berapa sih HARGA waktumu ? sini aku BELI, biar sejenak dapat kau menemaniku # Queens

Cinta itu seperti minum kopi, harus sabar agar tak terluka (kepanasan) dan harus dapat menelaah pahit, mencecap manis untuk bisa menemukan rasa terbaiknya #Queens

dan kenapa yang dipilih Queens ? bukan Ay ato Ovie ?

(bawel nih yang nanya) well, kalo gue laki laki gue bakal pake Kings, berhubung gue perempuan ya Queens
lagi pula ini blog kan a sweet candies, and Queen is a name of my favorite chocholate :D
dan sebenernya Queens itu dari Bintang, yang selalu bilang you a my Queen after my Mom. 
so this me, Queens

ini masih berkutat dinama belom pindah
Pradana itu siapa ?

heaaa Pradana itu nama belakang kakak sepupu gue,
Alfiarno Enggar Pradana, gue sengaja pake nama Pradana buat ngebuat satu orang menjauh dari gue

pertanyaan lain lagi nih !
Andrean apa kabar ?
fak ! ini beby nih yang nanya kek begini
gue jawab, udah gue depak jauh jauh !
gue jijik sama sifat sikap dan mental dia
laki laki apa coba penakut, gak bisa ambil keputusan, berkubang dalam masalah, satu lagi yang ngebuat gua jijik dan anti pati sama dia karena "BANYAK BICARA"

gue sadar kok, gue juga cerewet, gue juga banyak bicara tapi gue tau mana yang harus gue bicarain dan mana yang harus gue simpen !

ah sudah intinya gue gak mau bahas andrean lagi, dan dia adalah alasan kenapa gue pake nama Pradana dibelakang nama gue !

ada pertanyaan lagi ?
kalo ada tanya aja, kalo punya nomer gue ato pin BB gue boleh langsung tanya
dijawab kok ASAL PENTING ato minimal BERMUTU pertanyaannya !!

well, udah sering gue bahas gue itu bukan orang baik cenderung jahat, tapi itu ketika gue diusik !

i thinks enaugh my words, semoga bisa menjawab semuanya, yah walau terkesan banget gue jahat dan egois disini

cuma satu kok intinya, kalo mau ngomong, dipikir dulu.
soalnya kalo salah ngomong sama aku, ya omonganmu itu yang bakal jadi pisau yang aku pake buat mencabik cabik hati dan perasaanmu :D

ahahaha *ketawa jahat*
soalnya sekali gue gak suka sama orang gue sampe gimanapun gue bakalan gak suka sama tu orang
gue mudah memaafkan tapi gue susah melupakan !

in other side, i love you all spesially the people has read my blog wkwkwk

Sabtu, 19 April 2014

Alter Ego

Apa itu, Alter Ego ?

Pada awalnya aku mendengar kata itu, sebuah tanya diatas yang terbersit diotakku, sungguh.

mungkin, tak ada yang menyangka, bahwa aku, seorang gadis berjilbab memiliki sisi lain yang sangat berbahaya jika diusik.

Disini, diBlog ini pertama kalinya aku akan memaparkan sisi lain dari diriku.
bukan untuk menakuti, bukan ingin disegani, bukan untuk menyombongkan diri, atau untuk dihormati, sungguh bukan.
cuma ingin dimengerti, aku tak suka diganggu, diusik yang memancing emosiku
karena jika emosiku meluap, aku hanya bisa meminta maaf ketika tersadar.

aku bisa berubah menjadi menakutkan jika aku tak bisa mengendalikan emosiku
seperti beberapa waktu lalu, ketika berkumpul dengan keluarga besar komunitas Spartan.
kebetulan acaranya dilaksanakan diluar kota, didaerah puncak Malang.

sejak pagi, sebelum berangkat aku sudah bersungut sungut karena keterlambatan salah satu teman, aku memang bukan anak yang tepat waktu, terlambat 15-20 menit itu menurutku wajar, tapi ini 2 jam WOY !!! bangke !
sekalinya sudah mau berangkat motor salah satu temen yang lain bannya pecah, fak ! nunggulah lagi, cengo gak ngapa ngapain, karna menjujunjung tinggi solidaritas aku mengalah, tapi Beby tau emosiku sudah tercipta,
Beby teman satu bangkuku di SMK, selama setahun, di kelas XII, tapi kami cukup akrab dari kelas X.
sehingga tanpa aku berkata kata, Beby sudah pasti akan tau emosiku tertahan,

Beby menghampiriku yang duduk dikursi kayu, menjulurkan teh manis hangat kepadaku, "minum, aku gak mau kamu sariawan," ujarnya
aku memang gampang terkena sariawan "ogah" selorohku
"sudahlah, sabar" kata beby menenangkan "iya bie" jawabku

1 jam akhirnya selesai, dari kawasan Manyar, Surabaya, aku harus ke rumah Sari didaerah Puspa Agro, Sidoarjo, karna dari sana kami semua akan melanjutkan ke Malang menggunakan kendaraan Setir Bundar. panas cuk ! batinku selama diperjalanan
begitu sampai dirumah Sari, aku langsung menghempaskan badanku ke sofa, tidur. persetan dengan kalian batinku.

aku dibangunkan, "okta ayo, mau ke Malang atau tidur disini sendirian" kata Sari sambil menoel noel pipiku dan aku benci pipiku disentuh, aku menepiskan tangan sari dengan kasar, dan memandangnya dengan tatapan membunuh, dan sekali lagi hanya beby yang sadar "nyak, ayo, sudahlah ayo" katanya memperingatkan
aku menghela nafas, masuk ke mobil, aku mencoba tidur lagi, karena kepalaku berat, tapi gak bisa, mana anak anak yang lain ramenya setengah mampus, fak !

dalam mobil itu, ada om tyo, sari, beby rosita, april, adek mail, priyo, dan roni dan jelas aku, aku menatap lurus kedepan dengan muka datar sedatar datarnya, tanpa ekspresi, padahal biasanya aku menjadi racun pembuat kegaduhan, tapi tidak saat itu, aku capek !

"kak, muka kakak kaya aspal deh" kata mail, aku menoleh sekilas dan memalingkan muka "kak, kak okta liat mail dong, kakak kenapa sih, muka lempeng bener kaya aspal baru jadi" seloroh mail "Bebyyyyyyyy" aku menjerit, mengepalkan tanganku mengendalikan emosi, "apa sih nyak, dikira ini hutan teriak teriak" jawab beby dengan muka kaget yang khas, yang lain berseloroh mengolokku, aku memandang beby tepat dimanik matanya, mengunci beby dimataku, aku menggeretakkan gigiku menahan emosi, ya beby langsung seketika paham, aura yang aku bawa adalah aura kejam.

"mail, okta gak usah digoda dulu, biasa penyakit cewek bulanan" ucap beby asal agar mail tak banyak bertanya

aku tetap dalam diamku meski sudah sampai ke vila, aku memilih bermain ayunan, menenangkan, "okta aku pinjem BB mu dong" kata priyo
"buat apa yo" tanyaku
"mau buka wechat sebentar" aku menyerahkan BBku setengah hati, karna sebenarnya aku sedang menanti balasan BBM dari bintang saat itu
ya Bintangku, aku meminta bantuan bintang menenangkanku, karna hanya Bintang yang bisa.

2 jam berlalu, aku cuma main main, mau foto juga Bellagioku dibawa priyo, anjing ! aku kangen Bintang ! kunyuk!
"yo, sudah BBnya aku mau pake" tanyaku, berdiri dibelakang priyo yang duduk diayunan memainkan BBku
"bentar okta, belum" jawabnya datar
jancuk, itu hape punya siapa seh, pinjem ae belagu, fak, asu, umpatku dalam hati, aku berjingkat mengintip, hah? aku kerkesiap, dia chat sama cewek, pake BB pinjeman pula, fak fak fak !!!!!!!!!!

itu emosiku sudah diubun ubun pengen muncrat niruin lahar gunung berapi, priyo menoleh kearahku, menatapku terganggu karena kehadiranku, aku melihatnya dengan ekspresi datar, berbalik dan lari ke beby yang ada di dalam vila, disana ada om tyo dan rosita, emosiku bergolak, aku menghempaskan badanku di sofa ruang keluarga vila itu, duduk dengan gelisah, beby sadar dengan sikapku bertanya "nyak kenapa seh kamu ?" "BBku" jawabku singkat, menggigit bibir bawahku agar emosiku tak meledak
"ya diminta loh," "sudah bie, tapi yang ada aku dilihat sebelah mata seolah aku hama yang mengganggu dia chat sama cewek" jawabku panjang dengan emosi tertahan
"kamu cemburu ?" tanya rosita "aku Bbman sama Bintang" jawabku lemah
"mintaen loh nyak" kata beby lagi
"kalo manusia itu punya otak dan urat malunya masih berfungsi, pasti dibalikin" jawabku ketus dan pergi ketaman belakang kearah kolam renang

dan tau, sampe jam 7malem BBku gak dibalikin ! anjing ! asu! fak! gak punya otak tuh orang!
emosiku benar benar dipermainkan !
aku duduk diruang makan vila itu, ruang tamu penuh, ruang keluarga cukup lengang, ruang makan itu sendiri penuh sesak, priyo duduk dibawah colokan listrik diujung dapur masih dengan BBku ditangannya
aku memandang Beby, Beby memperingatkanku dengan tatapannya.

aku beranjak dari kursiku, "yo BBku mana?" pintaku sedatar mungkin masih menahan emosiku
"sebentar okta" jawabnya enteng
tapi aku sudah terlanjur emosi aku merebut paksa BBku dari tangan priyo, priyo yang kaget, membuka mulut menatapku dan terpaku, karena wajahku sudah merah padam menahan emosi, aku hanya menatapnya tajam, dan berbalik menuju tempat dudukku semula

Batrai BBku sekarat, dan BBku panas, karena di charge sambil dimainkan,
"okta kamu kenapa?" tanya priyo lembut
aku menoleh kerah beby, meminta persetujuan marah dan beby mengisyaratkan jangan dalam tatapannya
maka aku tetap bergeming dalam diam
priyo diam, menunggu jawabanku

tapi lain dengan rosita, dia menggelitikiku aku yang sudah naik pitam menggelegar, berganti menjadi aku yang penuh emosi, kebencian, dan tanpa belas kasihan

beby berteriak "ros jangan!" tapi rosita bergeming tetap menggodaku berharap aku tertawa, aku mengepalkan tanganku menahan agar tak meluap, priyo diam didepanku "rosita, berhenti" beby berkata tegas

tapi terlambat, aku terlebih dulu berdiri, mencekal tangan rosita yang digunakan untuk menggelitikiku, menerjangnya kearah tembok 'dug' bunyi kepala rosita beradu dengan tembok, tangan rosita yang tercekal aku tekan kuat didadanya dengan tangan kiriku, kursi yang aku duduki terbanting begitu saja, semua mata diruangan itu menatapku takjub, terperangah, kaget tentunya, priyo mendekat, tapi dicekal oleh beby, aku melihatnya dari ujung mataku,
tatapanku lurus kearah rosita yang meringis kesakitan bercampur kaget, tangan kananku terangkat dengan kepal kuat dan 'bug' aku menghantam tembok tepat disamping pelipis rosita, hanga berjarak 1cm dari pelipisnya, menatapnya tajam, dan berbalik melepaskannya, berlari ke kamarku
disusul beby.

aku berganti baju, dengan baju super mini, membuka pintu membuat kaget priyo beby dan bang arvi, jelas kaget, karna aku biasa berjilbab dengan baju sopan, dan aku muncul dengan baju seperti kekurangan bahan!

persetan batinku, aku berjalan tak memperdulikan mereka menuju kolam dan menceburkan diri kedalamnya
duduk didasar kolam, berharap air menguarkan emosiku
"nyak, kok gak muncul seh, atur nafasmu," teriak beby
"okta kamu gak tenggelam kan?" kali ini suara bang arvi
aku naik kepermukaan, "leave me alone bie, please" ujarku ke beby
dan menenggelamkan diriku lagi
aku butuh ketenangan

5menit,

"nyak Bintang telfon" teriak beby
aku naik kepermukaan, memandang priyo dingin, dan bang arvi dengan malu, "angkatin dulu bie, tolong di loudspeakers"
"halo, nduk kamu gak papa ? kata beby kamu lost control" tanya bintang
"aku capek mas, aku diganggu, aku dientengkan, mas tau kan aku gak suka" jawabku dengan mata mengunci manik mata priyo
"istighfar nduk, Allah lebih dekat daripada denyut nadi hambanya"
"mas, dosakah aku jika menghantam muka orang yang membuatku marah ?" tanyaku
"itu pilihanmu nduk, kalo itu membuatmu senang, tapi, itu dosa sayangku" jawab Bintang.
"beby, tolong" ujarku ke beby
"Bin, okta didalem kolam nih, dia nyemplung frustasi, biar dia ganti baju dulu ya"
"iya beb, titip dia ya" jawab bintang.

telfon dimatikan, aku naik mendekati priyo, menatapnya tajam dan menghela nafas, berbalik ke kamarku dan mengunci pintu,
aku dengar beby masih menjelaskan didepan kamarku
didepan kamarku ada kursi dan meja tertata apik, tepat menghadap kolam.
aku mencoba tidur, melupakan semua itu

keesokan paginya rosita dan priyo meminta maaf, dan aku tersenyum lebar seperti biasanya berkata "itu aku yang lain, aku minta maaf, lupain aja" dan tertawa

----------
well, intinya
aku cuma gak suka kesabaran ku dipermainkan,
sungguh, jika tak mengenalku dipertama kali melihat akan mengatakan aku jahat, tapi sebenarnya tidak, asal tak mengusikku

dan aku, sebenarnya bukan pendendam
aku mudah memaafkan, tapi akan susah melupakan
aku hanya akan membuat orang yang menyakitiku ada diposisiku, dan akan berlaku sama seperti dia ketika membuatku sakit, tak nyaman atau apapun

ya Alter Egoku kejam, beda dengan aku yang lainnya
yang mudah tertawa, membuat ramai suasana dengan gelak tawa
yah, tapi itu semua aku
dan hanya bintang yang bisa menerima aku seutuhnya
dengan semua arogansiku, semua kerasku
dengan kesabarannya dia mampu mendinginkanku

Bintang, aku rindu,
rindu tertahan terhadapmu

Jumat, 18 April 2014

Sepenggal Kisah..... (1)

Sore itu aku mengendarai Beat Orange ku dengan sepenuh kekuatanku yang tersisa,
Dihari itu, aku harus pulang ke Jember, ada sedikit urusan disana, ketika aku berpamitan ke Bintang, Pacarku (saat itu) Bintang meminta tolong mengantarkan berkas kelulusan miliknya yang ada padaku

Dan sedari pagi aku tak menelan apapun kecuali air putih, entah kenapa aku tak berselera dengan makanan,
dengan kondisi Badanku yang panas Tinggi, Pusing, Perut begolak karena asam lambungku meningkat, aku terus memacu kecepatan motorku ke Kost Bintang,

WAW !! gumamku, dingin Tuhan, aku tak memakai jaket sore itu, suasana mendung, angin berhembus pelan tapi membuatku kesakitan karna Badan Panasku.

Tak lama aku tiba di tempat kost Bintang, sebenarnya ini tempat kost khusus kaum adam, tapi karena badanku tidak mendukung, aku memilih langsung masuk ke area parkirnya yang lengang, syukurlah tak ada bu kost, tawaku dalam hati

Aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu, tau kamar ini tak akan terkunci,
"Assalamu'alaikum" gumamku lemah
"Wa'alaikun sallam"
Bintang sedang tengkurap menatap kedua Laptop Miliknya, aku meletakkan Map miliknya ditempat tidur, dan duduk didekat ujung kakinya tak bersuara, menunduk, menautkan kedua tanganku mencoba meraih kehangatan darinya.

Aku menggigil, mengerang tertahan karena badanku bergetar,
"sayangku kenapa ?" tanya bintang pelan, duduk dihadapanku
aku seolah kehilangan tenaga untuk mengangkat mukaku menatapnya

Bintang meraih daguku, membuat kepalaku terangkat, mataku terpejam, pusing batinku, aku coba membuka mataku, terlihat mukanya berkerut, bingung, cemas, ada disana, dimatanya aku melihat kelembutan, aku tak mampu bersua, aku hanya menghambur kepelukannya, menenggelamkan mukaku didada Bintang, Aroma Bulgary memenuhi penciumanku, menenangkan.

Bintang hanya diam, merengkuhku semakin erat kedalam dekapannya.

Hening beberapa saat, dan dia buka suara, "Badanmu Panas" pelan, terdengar seperti pernyataan, bukan pertanyaan

aku tak menjawab, namun semakin mempererat pelukanku, biar, begini saja, aku tak apa, aku merasa baik dalam pelukanmu, batinku

"sayangku puasa ta ?" tanyanya, aku menggeleng lemah,
"sudah makan ta manis ?" tanya Bintang lagi, aku menggeleng,
"ayo makan, kenapa gak makan, gak perlu diet say, aku menyayangimu apa adanya" ujarnya panjang, nadanya tenang, tapi tersirat kecemasan didalamnya
aku terkekeh mendengarnya, "aku kangen" ujarku pelan
bintang tak bersuara, membelai puncak kepalaku, dan bertanya "gak dilepas aja jilbabmu, itu membuat udara menguar mengurangi panas badanmu" ujarnya pelan
"dingin" jawabku pelan dengan tubuh gemetar menggigil.

Dia tak bersuara, menganggkatku pelan, dan membaringkannya diranjangnya, dia berbalik membuka lemarinya dan mengeluarkan dompet besar P3K, dia mengambil obat, membantuku meminumnya
aku menggeleng, dia paham aku sangat membenci obat,
"aku mohon sayang" ujarnya lembut
aku tetap menggeleng, "kalau begitu minumlah ini" menyerahkan segelas sari kacang hijau kesukaanku, aku memandangnya berterimakasih, dan menerima gelas itu, meminum isinya, dia tersenyum, dan beranjak mengambil jaketnya, membantuku mengenakannya
dan meraihku dalam pelukannya,
pelukan yang amat sangat aku suka, penuh kasih sayang tulus didalamnya untuk menjaga, mengasihi, mencintai sepenuh hati.

dia membelai puncak kepalaku, terdengar alunan Adzan Maghrib berkumandang,
"manis, mau sholat ?" tanyanya lembut, aku diam tak menjawab, dia bertanya lagi "apa libur ?" tanya nya pelan, aku menjawab dengan gerakan mengeleng pelan, dia mencoba membantuku berdiri, tapi aku limbung, ruangan itu seoalah berputar, dia merebahkan tubuhku diranjangnya lagi, diselimutinya tubuhku, "aa..ku ha....rrus pu...laang" gumamku diantara gemeretak gigiku
"sudahlah sayang, tidurlah, pulihkan tenagamu, lagi pula ini Maghrib, aku tak mau berurusan dengan Wewe Gombel untuk menyelamatkanmu" terdengar ada sebersit tawa dalam kalimatnya, aku tersenyum sedikit memandang mata lembutnya, terpancar ketulusan disana, "tidurlah" ujarnya mencium puncak kepalaku, dan berseru "Ya Allah, tubuhmu seolah terbakar, sebentar" serunya setengah berlari keluar, Bintang kembali membawa handuk kecil basah, dan wajah, tangan serta kakinya basah, Wudhu, gumamku, melihatnya sekilas, dan memejamkan mata,

Bintang meletakkan handuk kecil basah dikeningku, mencoba tak bersentuhan denganku
seketika itu aku mengerang, merasakan dinginnya handuk itu, "tahan sayang" ujarnya

dia mengatur sajadahnya, dan melaksanakan sholat, aku memejamkan mataku mencoba mengusir sakitku
bintang selesai, duduk bersila di sajadahnya mengaji, Ya Allah, suaranya bagaikan obat penenang ditelingaku, aku membuka mata melihatnya, menenggelamkan semua sakitku terbawa alunan suaranya, aku mencoba duduk, dan dia terkesiap, mengahiri mengajinya dan membantuku duduk, merebahkanku didadanya, nyaman, itu yang aku rasakan
"kenapa sampe gini manis ?, kamu kenapa sayangku?, mau cerita ?" tanya dia bertubi tubi

aku menarik nafas pelan, "tadi pagi saat aku berangkat kerja, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, mobil laknat itu melindas seekor kucing hitam kecil, kucing hitam manis itu muntah darah dan seketika kaku tak bergerak, aku takut, darahnya, kasian pussnya" ceritaku menjelaskan,
Bintang sangat paham aku, dia tau aku Phobia Darah,

"ssstthh, sudah gak papa, coba lupain itu," katanya menenangkanku
dibelainya kepalaku, "sudah sayangku gak papa," ucapnya lagi saat aku bergidik ngeri mengingat tragedi mengenaskan pagi itu
"aku antar pulang ya sayang" kata katanya tegas, jelas itu pernyataan bukan pertanyaan

"aku sendiri saja, aku sudah lebih baik," kataku
dia mencium keningku lama, "hati hati manis" ujarnya
membantuku bangkit, dan mengantarku kedepan

aku pulang, dengan ketenangan melebihi efek kokain

-----------------------------------------------------------------------------

ini bukan fiksi, ini bener bener nyata aku alami setahun lalu
:)
berhubung ada kesempatan membaginya aku rasa why not

Hope you all like my Story, Amin.

nb. cerita ini sengaja dibagikan karna mengandung unsur "Tantangan Tiga Frasa" nya bang Adi wkwkwk

ini nih kalo mau baca
http://keriba-keribo.blogspot.com/2014/04/tantangan-tiga-frasa.html?m=1

ini linkku di Notes FB ahaha
https://m.facebook.com/home.php#!/notes/oktavia-ayu/sepenggal-kisah-tantangan-3-frasa/766710486694814/?soft=side-area

Selasa, 01 April 2014

Sepenggal Kisah...

pnamaku ana,
siang itu, aku tengah duduk dibawah pohon perimbun ditaman belakang sekolahku
ya, sekolahku memang memiliki beberapa taman cantik,
dan favoritku adalah taman belakang sekolah biasa disebut taman apung, kenapa aku suka ?
karena disana memiliki 4 elemen alam sekaligus,
disana terdapat kolam buatan, dan ditengahnya dibangun 2 saung multifungsi (bisa jadi kelas, tempat memancing, dan tempat nyaman untuk tidur murid tentunya haha)
dikelilingi oleh pohon pohon rimbun, gapura yang terbuat dari bougenvile, masih ada sepetak tanah yang diubah menjadi apotik hidup, ladang sayuran mini, dan tentunya hangat matahari disini sangat nyaman, udaranya juga sejuk (yaiya kan banyak pohon) .

siang itu aku duduk sendirian, tiba tiba hapeku berbunyi, ada pesan masuk yang isinya "manis, kamu dimana, aku tadi ke kelasmu kamu gak ada, kamu pulang ?"
ahaha, dia mencariku, aku cepat membalas dengan singkat, "kesini aja, aku ngaso di apung"

dia, pacarku, akhsan namanya,
dia baik, pendiam menyeimbangkan aku yang penuh dengan kata kata, iyah aku cerewet, wajahnya tak begitu tampan, namun kharismatik, dia juga tak terlalu tinggi, tapi sedikit lebih tinggi dariku, alisnya lebat, membuat garis wajahnya kaku, tapi senyumnya manis, dan jika dia berbicara, suaranya membuatku tenang, mampu meredam emosiku, badannya tegap semakin memancarkan kharismanya.

aku mendengar derap langkah mendekat, ah, suara sepatu yang ditarik, tanpa harus menoleh aku tau itu dia, aku memejamkan mata pura pura tertidur, dengan posisi dudukku yang menarik kedua lututku didada, dan kedua tanganku memeluknya, kepalaku bersandar pada pohon perimbun itu, cukup meyakinkan jika aku tertidur, derap langkahnya semakin dekat, dan berhenti tepat disebelahku, dia duduk disampingku, diam tak berkata apa apa, tapi aku merasa diperhatikan, aku diam saja tak bergeming, hahaha, kira kira apa ya yang dia fikirkan, tanyaku dalam hati.

tangannya menyentuh puncak kepalaku, dan menepiskan sedikit kerudung yang aku pakai, dan berkata lembut, "hei, sayang bangun, capek yah, ?"
jari jemarinya tertarik pelan dipipiku, aku buka mata, dan menoleh kearahnya, dia tersenyum tipis, tapi menarik.

aku tak berkata apa apa, aku rebah dipundaknya, dan samar samar aku mampu mencium parfum Bulgary Blue kesukaannya, beradu dengan keringat, menjadikan itu aroma khas yang hanya menjadi miliknya, menenangkan, maskulin, ahh, sisi lain diriku terusik.

tangannya memelukku erat, dan tangan lainnya mempermainkan jari jemariku,
aku berkata, "sayang, kenapa jari jari kita memiliki celah ?"
"kenapa ?" dia kembali bertanya sembari menarikku lebih erat dalam pelukannya
"agar dapat menjadi seperti ini," jawabku sembari aku mengaitkan tanganku dengan tanggannya,
aku menengadahkan wajahku kearahnya, tersenyum simpul, dia tertawa, "ahaha, gombal" ujarnya
aku semakin membenamkan mukaku kedadanya, dan mempererat pelukanku.
dia membelai puncak kepalaku, menarik tangannya ke daguku, dan mengangkat wajahku perlahan,
"manis," ujarnya dan menempelkan ujung hidungnya kehidungku, ahaha kebiasaannya untuk menggodaku, hidungku yang mungil tentu tertekan dengan hidungnya yang mancung, aku dapat merasakan hembusan nafasnya, dan aroma parfumnya semakin membuatku tak karuan, aku tertegun, dia tersenyum sedangkan pandangannya mengunciku tepat dimanik matanya, membuatku tak mampu bergerak, dia tertawa, dan menarik mukanya dari mukaku,
sejenak diam, aku juga masih terdiam, masih belum dapat berkata kata,
dia menekan hidungku dengan telunjuknya, berkata "ini hidung ada tulangnya ndak ya?" sembari tertawa

aku manyun, dia malah tertawa berkata "jelek tau, hidungmu hilang kalau gitu, ahahaha wong kamu gak manyun aja hidungmu gak keliatan hahaha"
"haaaaaaaa" rengekku manja, dia menarikku dalam pelukannya masih tertawa,

suasana taman memang sepi, karna itu masih dalam jam pelajaran
tapi aku bosan dikelas, makanya aku kabur ketaman ini, eh dia ikut ikutan, ahaha
"manis lihat sini" ujarnya, aku menengadahkan wajah dan bertanya "apa ?"
dia tak berkata apa apa, dia hanya mencium puncak kepalaku, dan hidungnya ditariknya dari keningku melewati hidungku, dan menempelkan bibirnya dibibirku,
aku terdiam, dia menciumku pelan, membuat bibirku lembab oleh bibirnya.
otakku masih mencerna apa yang terjadi, aku hanya diam, tak membalas juga tak menolak, terasa manis, lembut ahh anak ini batinku.
dia menarik wajahnya melihat kearahku dengan pandangan sendu menenangkan, dan menciumku lagi, kali ini aku membalas pelan ciumannya.
cukup lama kami berpagutan, hingga aku menarik wajahku, karena aku kesulitan bernafas,
aku melihatnya, dia tersenyum, aku kembali membenamkan wajahku ke dadanya
dia memelukku erat, dan aku juga mempererat pelukanku,
aku mendengar derap langkah, aku melepaskan pelukanku darinya
dan melihat kearah derap langkah itu, ah sekitar 20meter disana, namun berjalan kerahku dan akhsan, akhsan juga menoleh kearah pandanganku, dia tersenyum, mencium pipiku, aku membalas senyumnya,
yah meski hidungku kecil, dan kadang tak mampu membau apapun, tapi aku memiliki pendengaran yang cukup tajam, dan kepekaan yang lumayan.

aku membenarkan posisi dudukku, dan mengeluarkan gunting kuku dari saku ku, ya memang aku sengaja membawanya, akhsan bilang mau pinjam, karna gunting kukunya tak berhasil ditemukan,
aku meraih tangannya, dan mengajaknya bercanda, sembari merapikan kukunya
derap langkah itu semakin dekat, ternyata adik kelasku, dayat, yang menjabat sebagai sie lingkungan dalam organisasi sekolah.

dayat menyapa "ehem, ngadem dobel ngapel ini hehe" godanya
hehehe mukaku memerah, akhsan menjawab, "gak kok yat, kita cuma memadu kasih" sembari tertawa, jawaban apa pula itu hahaha mukaku memerah,
aku cuma nyengir, dayat tertawa dan berlalu menuju sisi lain taman,
aku mencubit pelan perut akhsan, dia melihatku dan tertawa lantas bertanya "sayang kapan pake blush on, kok pipinya merah?" sambil tersenyum
aku tak menjawab hanya tertawa, dia mengusap puncak kepalaku, dan aku rebah dipundaknya,

tak lama aku melihat disisi lain taman sudah ada 4 orang, teman teman dayat, mereka lewat jalan lainnya, mereka seperti menangkap sesuatu,
aku masih duduk ditempatku dan akhsan semula, bercanda
bercandaan ringan tapi menyenangkan,

haha ya aku menyayanginya teramat sangat,
kami berlalu dari posisi kami, dia ada bimbel yang tak bisa ditinggal, sedangkan kelasku ? masih huruhara karna gurunya tak ada, meninggalkan 4jam matapelajarannya terbengkalai
kami berjalan bergandengan, kelasku ada dibelakang kelasnya, kami berpisah dipersimpangan, dia kembali kekelasnya dan aku kembali ke kelasku

berjanji nanti sepulang sekolah bersama lagi, ...