Pages

Kamis, 24 April 2014

A Romantic Moment

Momen Romantis,
seperti apa kisah romantis kalian ? apakah seperti Romeo dan Juliet ? atau bagai Ciendelaras (lah?)

Moment romantis dalam hidupku sebenarnya hanya hal hal simple, tapi berkesan buatku
dan itu kebanyakan bersama Bintang(ku).

aku masih ingat jelas gamblang,
sore itu hujan, aku dan tim Mading Gerak sekolahku terjebak, kami semua berteduh dikantin.

tapi aku merasa sendirian, karena aku berbeda, aku bukan bagian dari teman teman bintang, aku kelas Pariwisata, sedang Bintang Multimedia

tapi dikantin ini semua tumplek blek jadi satu, dari semua jurusan, mataku mengerdarkan pandangan
ah mana mereka ? batinku mencari teman sekelasku

aku mengeluarkan kertasku, berisi materi Guiding yang akan aku bawakan tentang Monumen Kapal Selam
aku menyibukkan diri dalam kertasku, mencoret disana sini mengganti dengan kata yang mudah dipahami,
hingga suara teman Bintang menggangguku

"bin, pacarmu loh kenapa ? kesambet ta iku ? diem ae biasae suarae udah sampe kemana mana" Adit yang bicara ternyata, aku menatapnya malas,
ini hujan, aku enggan memukul ato mencakar muka seseorang,

bintang yang duduk disebelaku melingkarkan lengannya di pinggangku posesif, membuatku tak dapat berdiri atau menyerang tiba tiba

"sibuk dia banyak pikiran, katae uang belanja yang tak kasih kurang buat beli cincin" ujar bintang asal

"bin, bin, kamu iku bodoh apa gimana seh, kamu iku diem, pacarmu kok cuawak, cerewet tingkat dewa, cantik juga enggak" ujarvadit lagi

aku mendongak, menatap tajam ke Adit, anak ini batinku, aku menaruh bolpoint pink kesayanganku, menangkupkan tangan dan bertumpu disiku melihatnya tajam,
teman teman bintang yang lain diam, entah memilih bungkam atau tertawa dalam hati aku tak tau
(meja kantinku seperti pada umumnya panjang, kursinya juga, jadi dalam satu meja bisa muat 8-10 anak yang duduk berhadapan)

"gak bisa cari pacar ta bin, anak seperti dia kok dijadikan pacar" Adit berseloroh lagi

kali ini aku sudah muak semeja dengan manusia satu ini, dia pikir dia siapa ? menilaiku seperti dia lebih baik saja

aku memasukkan kertas dan bolpointku asal, bintang mengerti, ketika aku hendak berdiri tanganku ditahannya, lalu mengambil kaca saku kecil yang dimainkan fitri, dan berkata kepada adit yang duduk tepat didepannya sambil memegang kaca pas dimuka adit

"lihat kaca ini, manusia yang bayangannya ada dalam kaca ini jauh jauh lebih buruk dari pacarku, pacarku memang cerewet, cuawak tapi tak pernah sekalipun dia menghina manusia lainnya, tak pernah sekalipun dia merendahkan sesamanya, dan dia yang ada dikaca ini sumpah, menjijikkan, laki laki yang banyak bicara yang mungkin sepantasnya memakai rok dan gincu !" ujar bintang panjang,
bukan hanya aku yang terperangah, teman teman yang lain juga, bahkan suara bintang cukup lantang sehingga ada beberapa pasang mata yang melihat kearah kami,
adit ? Pucat Pasi !

tapi aku tetap jengah, akhirnya aku tetap berdiri melangkah keluar kantin menerobos hujan, tapi suara gaduh teman teman dari kantin membuatku tak nyaman aku menoleh kebelakang ternyata bintang mengejarku, melepas jaketnya dan dipakainya memayungi kami melewati lapangan basket dan terang saja suara dibelakang sana semakin riuh rendah "ciieeeeeeeeeee....... "
jangan bertanya mukaku jelas merah padam, malu.

----

banyak perlakuan bintang yang membuatku tersipu, entah tiba tiba datang ke kelasku cuma mengantarkan coklat, atau ice cream

pernah saat aku Guiding dia berjalan melewati kelasku, karna kelasku bercendela rendah dan kaca super duper lebar, jadi aku terlihat jelas dari luar,
dia berhenti, diam memangku tangannya di dada, mendengarkan aku berbicara, tapi aku jelas tak bisa fokus
tanpa sadar aku melambaikan tanganku ke arahnya
dan celakanya ivan, menoleh ke arah aku melambai

dan langsung histeris, "wah mbak tun guiding aja disemangati pacar"

mampus, batinku jelas guruku tanya "mana pacarnya okta ?"

haduh mati aku ! batinku menatap ivan pengen nyekik

bu wiwik, mendekat kecendela, "mas sini masuk aja, daripada disitu kepanasan"
waduh, aku lemes seketika

ya terang aja bintang masuk kelasku, berterimakasih ke bu wiwik dan langsung duduk dengan manis dikursiku, aku nyengir malu

dan harus guiding dari awal pula
untungnya bisa berjalan lancaaaar car car car ! ahahaha

setelah aku selesai dia berdiri, menyerahkan coklat yang entah sejak kapan dibawanya dan pamit keluar kelas
ya terang lah kelasku gaduh, Bintang, Bintang ! aku sayang kamu dan kamu tau itu :D

sampai detik ini, masih sama :)

ahaha i think enaugh thanks has read until the and ;)

0 komentar:

Posting Komentar