Pages

Sabtu, 19 April 2014

Alter Ego

Apa itu, Alter Ego ?

Pada awalnya aku mendengar kata itu, sebuah tanya diatas yang terbersit diotakku, sungguh.

mungkin, tak ada yang menyangka, bahwa aku, seorang gadis berjilbab memiliki sisi lain yang sangat berbahaya jika diusik.

Disini, diBlog ini pertama kalinya aku akan memaparkan sisi lain dari diriku.
bukan untuk menakuti, bukan ingin disegani, bukan untuk menyombongkan diri, atau untuk dihormati, sungguh bukan.
cuma ingin dimengerti, aku tak suka diganggu, diusik yang memancing emosiku
karena jika emosiku meluap, aku hanya bisa meminta maaf ketika tersadar.

aku bisa berubah menjadi menakutkan jika aku tak bisa mengendalikan emosiku
seperti beberapa waktu lalu, ketika berkumpul dengan keluarga besar komunitas Spartan.
kebetulan acaranya dilaksanakan diluar kota, didaerah puncak Malang.

sejak pagi, sebelum berangkat aku sudah bersungut sungut karena keterlambatan salah satu teman, aku memang bukan anak yang tepat waktu, terlambat 15-20 menit itu menurutku wajar, tapi ini 2 jam WOY !!! bangke !
sekalinya sudah mau berangkat motor salah satu temen yang lain bannya pecah, fak ! nunggulah lagi, cengo gak ngapa ngapain, karna menjujunjung tinggi solidaritas aku mengalah, tapi Beby tau emosiku sudah tercipta,
Beby teman satu bangkuku di SMK, selama setahun, di kelas XII, tapi kami cukup akrab dari kelas X.
sehingga tanpa aku berkata kata, Beby sudah pasti akan tau emosiku tertahan,

Beby menghampiriku yang duduk dikursi kayu, menjulurkan teh manis hangat kepadaku, "minum, aku gak mau kamu sariawan," ujarnya
aku memang gampang terkena sariawan "ogah" selorohku
"sudahlah, sabar" kata beby menenangkan "iya bie" jawabku

1 jam akhirnya selesai, dari kawasan Manyar, Surabaya, aku harus ke rumah Sari didaerah Puspa Agro, Sidoarjo, karna dari sana kami semua akan melanjutkan ke Malang menggunakan kendaraan Setir Bundar. panas cuk ! batinku selama diperjalanan
begitu sampai dirumah Sari, aku langsung menghempaskan badanku ke sofa, tidur. persetan dengan kalian batinku.

aku dibangunkan, "okta ayo, mau ke Malang atau tidur disini sendirian" kata Sari sambil menoel noel pipiku dan aku benci pipiku disentuh, aku menepiskan tangan sari dengan kasar, dan memandangnya dengan tatapan membunuh, dan sekali lagi hanya beby yang sadar "nyak, ayo, sudahlah ayo" katanya memperingatkan
aku menghela nafas, masuk ke mobil, aku mencoba tidur lagi, karena kepalaku berat, tapi gak bisa, mana anak anak yang lain ramenya setengah mampus, fak !

dalam mobil itu, ada om tyo, sari, beby rosita, april, adek mail, priyo, dan roni dan jelas aku, aku menatap lurus kedepan dengan muka datar sedatar datarnya, tanpa ekspresi, padahal biasanya aku menjadi racun pembuat kegaduhan, tapi tidak saat itu, aku capek !

"kak, muka kakak kaya aspal deh" kata mail, aku menoleh sekilas dan memalingkan muka "kak, kak okta liat mail dong, kakak kenapa sih, muka lempeng bener kaya aspal baru jadi" seloroh mail "Bebyyyyyyyy" aku menjerit, mengepalkan tanganku mengendalikan emosi, "apa sih nyak, dikira ini hutan teriak teriak" jawab beby dengan muka kaget yang khas, yang lain berseloroh mengolokku, aku memandang beby tepat dimanik matanya, mengunci beby dimataku, aku menggeretakkan gigiku menahan emosi, ya beby langsung seketika paham, aura yang aku bawa adalah aura kejam.

"mail, okta gak usah digoda dulu, biasa penyakit cewek bulanan" ucap beby asal agar mail tak banyak bertanya

aku tetap dalam diamku meski sudah sampai ke vila, aku memilih bermain ayunan, menenangkan, "okta aku pinjem BB mu dong" kata priyo
"buat apa yo" tanyaku
"mau buka wechat sebentar" aku menyerahkan BBku setengah hati, karna sebenarnya aku sedang menanti balasan BBM dari bintang saat itu
ya Bintangku, aku meminta bantuan bintang menenangkanku, karna hanya Bintang yang bisa.

2 jam berlalu, aku cuma main main, mau foto juga Bellagioku dibawa priyo, anjing ! aku kangen Bintang ! kunyuk!
"yo, sudah BBnya aku mau pake" tanyaku, berdiri dibelakang priyo yang duduk diayunan memainkan BBku
"bentar okta, belum" jawabnya datar
jancuk, itu hape punya siapa seh, pinjem ae belagu, fak, asu, umpatku dalam hati, aku berjingkat mengintip, hah? aku kerkesiap, dia chat sama cewek, pake BB pinjeman pula, fak fak fak !!!!!!!!!!

itu emosiku sudah diubun ubun pengen muncrat niruin lahar gunung berapi, priyo menoleh kearahku, menatapku terganggu karena kehadiranku, aku melihatnya dengan ekspresi datar, berbalik dan lari ke beby yang ada di dalam vila, disana ada om tyo dan rosita, emosiku bergolak, aku menghempaskan badanku di sofa ruang keluarga vila itu, duduk dengan gelisah, beby sadar dengan sikapku bertanya "nyak kenapa seh kamu ?" "BBku" jawabku singkat, menggigit bibir bawahku agar emosiku tak meledak
"ya diminta loh," "sudah bie, tapi yang ada aku dilihat sebelah mata seolah aku hama yang mengganggu dia chat sama cewek" jawabku panjang dengan emosi tertahan
"kamu cemburu ?" tanya rosita "aku Bbman sama Bintang" jawabku lemah
"mintaen loh nyak" kata beby lagi
"kalo manusia itu punya otak dan urat malunya masih berfungsi, pasti dibalikin" jawabku ketus dan pergi ketaman belakang kearah kolam renang

dan tau, sampe jam 7malem BBku gak dibalikin ! anjing ! asu! fak! gak punya otak tuh orang!
emosiku benar benar dipermainkan !
aku duduk diruang makan vila itu, ruang tamu penuh, ruang keluarga cukup lengang, ruang makan itu sendiri penuh sesak, priyo duduk dibawah colokan listrik diujung dapur masih dengan BBku ditangannya
aku memandang Beby, Beby memperingatkanku dengan tatapannya.

aku beranjak dari kursiku, "yo BBku mana?" pintaku sedatar mungkin masih menahan emosiku
"sebentar okta" jawabnya enteng
tapi aku sudah terlanjur emosi aku merebut paksa BBku dari tangan priyo, priyo yang kaget, membuka mulut menatapku dan terpaku, karena wajahku sudah merah padam menahan emosi, aku hanya menatapnya tajam, dan berbalik menuju tempat dudukku semula

Batrai BBku sekarat, dan BBku panas, karena di charge sambil dimainkan,
"okta kamu kenapa?" tanya priyo lembut
aku menoleh kerah beby, meminta persetujuan marah dan beby mengisyaratkan jangan dalam tatapannya
maka aku tetap bergeming dalam diam
priyo diam, menunggu jawabanku

tapi lain dengan rosita, dia menggelitikiku aku yang sudah naik pitam menggelegar, berganti menjadi aku yang penuh emosi, kebencian, dan tanpa belas kasihan

beby berteriak "ros jangan!" tapi rosita bergeming tetap menggodaku berharap aku tertawa, aku mengepalkan tanganku menahan agar tak meluap, priyo diam didepanku "rosita, berhenti" beby berkata tegas

tapi terlambat, aku terlebih dulu berdiri, mencekal tangan rosita yang digunakan untuk menggelitikiku, menerjangnya kearah tembok 'dug' bunyi kepala rosita beradu dengan tembok, tangan rosita yang tercekal aku tekan kuat didadanya dengan tangan kiriku, kursi yang aku duduki terbanting begitu saja, semua mata diruangan itu menatapku takjub, terperangah, kaget tentunya, priyo mendekat, tapi dicekal oleh beby, aku melihatnya dari ujung mataku,
tatapanku lurus kearah rosita yang meringis kesakitan bercampur kaget, tangan kananku terangkat dengan kepal kuat dan 'bug' aku menghantam tembok tepat disamping pelipis rosita, hanga berjarak 1cm dari pelipisnya, menatapnya tajam, dan berbalik melepaskannya, berlari ke kamarku
disusul beby.

aku berganti baju, dengan baju super mini, membuka pintu membuat kaget priyo beby dan bang arvi, jelas kaget, karna aku biasa berjilbab dengan baju sopan, dan aku muncul dengan baju seperti kekurangan bahan!

persetan batinku, aku berjalan tak memperdulikan mereka menuju kolam dan menceburkan diri kedalamnya
duduk didasar kolam, berharap air menguarkan emosiku
"nyak, kok gak muncul seh, atur nafasmu," teriak beby
"okta kamu gak tenggelam kan?" kali ini suara bang arvi
aku naik kepermukaan, "leave me alone bie, please" ujarku ke beby
dan menenggelamkan diriku lagi
aku butuh ketenangan

5menit,

"nyak Bintang telfon" teriak beby
aku naik kepermukaan, memandang priyo dingin, dan bang arvi dengan malu, "angkatin dulu bie, tolong di loudspeakers"
"halo, nduk kamu gak papa ? kata beby kamu lost control" tanya bintang
"aku capek mas, aku diganggu, aku dientengkan, mas tau kan aku gak suka" jawabku dengan mata mengunci manik mata priyo
"istighfar nduk, Allah lebih dekat daripada denyut nadi hambanya"
"mas, dosakah aku jika menghantam muka orang yang membuatku marah ?" tanyaku
"itu pilihanmu nduk, kalo itu membuatmu senang, tapi, itu dosa sayangku" jawab Bintang.
"beby, tolong" ujarku ke beby
"Bin, okta didalem kolam nih, dia nyemplung frustasi, biar dia ganti baju dulu ya"
"iya beb, titip dia ya" jawab bintang.

telfon dimatikan, aku naik mendekati priyo, menatapnya tajam dan menghela nafas, berbalik ke kamarku dan mengunci pintu,
aku dengar beby masih menjelaskan didepan kamarku
didepan kamarku ada kursi dan meja tertata apik, tepat menghadap kolam.
aku mencoba tidur, melupakan semua itu

keesokan paginya rosita dan priyo meminta maaf, dan aku tersenyum lebar seperti biasanya berkata "itu aku yang lain, aku minta maaf, lupain aja" dan tertawa

----------
well, intinya
aku cuma gak suka kesabaran ku dipermainkan,
sungguh, jika tak mengenalku dipertama kali melihat akan mengatakan aku jahat, tapi sebenarnya tidak, asal tak mengusikku

dan aku, sebenarnya bukan pendendam
aku mudah memaafkan, tapi akan susah melupakan
aku hanya akan membuat orang yang menyakitiku ada diposisiku, dan akan berlaku sama seperti dia ketika membuatku sakit, tak nyaman atau apapun

ya Alter Egoku kejam, beda dengan aku yang lainnya
yang mudah tertawa, membuat ramai suasana dengan gelak tawa
yah, tapi itu semua aku
dan hanya bintang yang bisa menerima aku seutuhnya
dengan semua arogansiku, semua kerasku
dengan kesabarannya dia mampu mendinginkanku

Bintang, aku rindu,
rindu tertahan terhadapmu

0 komentar:

Posting Komentar